Selasa, 01 Januari 2013

Penyebab Krisis Ekonomi Global 2008-2009


Krisis Global yang bermula Oktober 2008 lalu hingga saat ini sebenarnya adalah bukan merupakan krisis yang pertama terjdi di dunia internasional. Krisis yang kemudian kita pahami sebagai masalah-masalah ekonomi ternyata telah terjadi sejak abad ke-18.
Beberapa rentetan sejarah krisis global itu antara lain:
1. Kepanikan 1797, yang berlangsung selama 3 tahun dari 1797 hingga 1800. Akibat dari deflasi Bank of England yang menyebar hingga lautan Atlantik dan Amerika Utara dan menyebabkan hancurnya perdagangan dan pemasaran real estate di Amerika Serikat dan sekitar Karibia. Ekonomi Inggris terpengaruh akibat adanya pembalikan deflasi selama perang dengan Perancis saat terjadinya revolusi Perancis.
2. Depresi 1807, yang terjadi selama tujuh tahun sejak 1807 hingga 1814. Undang-undang embargo Amerika Serikat 1807 pada saat itu diluluskan oleh kongres Amerika saat presiden Thomas Jefferson memimpin. Hal ini menghancurkan industri yang terkait dengan pengapalan. Kaum federal berusaha melawan embargo ini dan berusaha melakukan penyelundupan di New England.
3. Kepanikan 1819, terjadi selama 5 tahun dari 1819 hingga 1824. Ini adalah finansial pertama yang mempengaruhi keuangan Amerika Serikat secara besar-besaran, bank-bank berjatuhan, munculnya pengangguran, dan merosotnya pertanian dan industri manufaktur. Ini juga menandakan berakhirnya ekspansi ekonomi yang mengikuti Perang 1812.
4. Kepanikan 1837, saat itu, ekonomi Amerika jatuh secara tajam disebabkan kegagalan bank dan kurangnya keyakinan pada uang kertas. Spekulasi pasar menyebabkan bank di Amerika berhenti bertransaksi dalam bentuk koin emas dan perak.
5. Kepanikan 1857, Kejatuhan Perusahaan Asuransi Hidup dan Kepercayaan Ohio menimbulkan ledakan spekulasi di sektor transportasi Amerika Serikat. Lebih dari 5000 bisnis gagal kurang dari setahun sejak terjadinya kepanikan dan kaum pengangguran melakukan protes di kawasan urban.
6. Kepanikan 1873, Terjadi selama enam tahun disebabkan masalah ekonomi di Eropa mengakibatkan jatuhnya Jay Cooke & Company, bank terbesar di Amerika Serikat. Hal ini juga menimbulkan spekulasi terhadap perang saudara di Amerika. Undang-undang koin 1873 juga memberikan kontribusi dalam jatuhnya harga perak yang menghancurkan industri pertambangan Amerika Utara.
7. Depresi Berkepanjangan (The Long Depression), Sesuai namanya, depresi ini menelan waktu 23 tahun sejak 1873 hingga 1896. Runtuhnya Bursa Efek Vienna menyebabkan depresi ekonomi yang menyebar ke seluruh dunia. Ini sangat penting dicatat dimana pada periode ini, produksi industri global meningkat pesat. Di Amerika Serikat misalnya, pertumbuhan produksi mencapai empat kali lipat.
8. Kepanikan 1893, Terjadi selama tiga tahun hingga 1896. Terjadi akibat kegagalan Reading Railroad Amerika Serikat dan penarikan investor Eropa terhadap pasar saham serta jatuhnya bank-bank.
9. Resesi Perang Dunia I, Terjadi selama tiga tahun hingga 1921. Terjadinya hiperinflasi di Eropa menyebabkan kelebihan produksi besar-besaran di Amerika Utara.
10. Depresi Besar 1929 (The Great Depression), Depresi yang paling besar dan dikenang sepanjangsejarah. Terjadi selama 10 tahun sejak 1929 hingga 1939. Pasar saham di seluruh dunia saat itu berjatuhan dan bank-bank di Amerika Serikat mengalami kebangkrutan. Jutaan pengangguran bermunculan dan kemiskinan merajalela.
11. Resesi 1953, Terjadi selama satu tahun. Setelah periode inflasi perang Korea berakhir, banyak uang yang ditransferkan untuk keamanan nasional Amerika Serikat. Berubahnya kebijakan The Fed yang lebih membatasi tahun 1952 menyebabkan terjadinya inflasi yang lebih lanjut.
12. Krisis Minyak 1973, Terjadi selama dua tahun hingga 1975. Naiknya harga minyak yang ditetapkan oleh OPEC dan tingginya biaya yang dikeluarkan Amerika Serikat pada Perang Vietnam menyebabkan terjadinya stagflasi di Amerika Serikat.
13. Resesi Awal 1980, Terjadi di awal tahun 1980 selama dua tahun, revolusi Iran membuat melonjaknya harga minyak dan munculnya krisis energi 1979. Pergantian rezim di Iran menyebabkan menurunnya pasokan minyak sehingga harga minyak melambung. Ketatnya kebijakan moneter di Amerika Serikat untuk mengontrol inflasi menyebabkan terjadi resesi lainnya.
14. Resensi Awal 1990, Terjadi selama satu tahun dimana perdagangan produk industri dan manufaktur menurun.
15. Resesi Awal 2000, Terjadi selama dua tahun dari 2001 hingga 2003. Keruntuhan bisnis dot-com, serangan 11 September, dan skandal pembukuan menyebabkan krisis di sekitar Amerika Utara.
16. Depresi Ekonomi 2008, Depresi yang saat ini tengah melanda dunia. Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya naiknya harga minyak yang menyebabkan naiknya harga makanan di seluruh dunia, krisis kredit dan bangkrutnya berbagai investor bank, meningkatnya pengangguran sehingga menyebabkan inflasi global. Bursa saham di beberapa negara terpaksa ditutup beberapa hari termasuk di Indonesia, harga-harga saham juga turut anjlok. Diperkirakan depresi ekonomi kali ini separah/ lebih parah dari depresi besar ekonomi 1929.
Jika ditinjau secara historis, maka krisis global yang tengah kita rasakan saat ini hampir bisa dikatakan sama dengan The Great Depression yang terjadi juga di Amerika sekitar tahun 1929 lalu. Terdapat berbagai macam kemiripan baik apa yang terjadi maupun penyebab dari krisis global ini. Setelah membaca beberapa bahan mengenai krisis global ini, maka saya dapat menjabarkan dalam poin-poin beberapa penyebab krisis global yang bermula Oktober 2008 lalu hingga saat ini, sebagai berikut :
1. Defisit anggaran keuangan Amerika yang tercermin sejak laporan keuangan Amerika 2007 silam akibat inflasi, perang Irak, kebebasan regulasi markt yang liar, dan persaingan ekspor impor dengan negara lain.
2. Kasus Subprime Mortgage, paket pengkreditan rumah yang ditujukan untuk orang ‘miskin’ Amerika yang memiliki catatan peminjaman buruk.
3. Gaya hidup bergantung kredit yang melebihi batas, namun di bawah kesanggupan membayar, bahkan tidak sedikit peminjam yang sebenarnya memiliki kredit rating yang jauh di bawah standar tetap diberikan pinjaman demi kemudahan dan kelancaran utang dan perekonomian Amerika.
4. Pengganti fungsi US Dollar dan penjaminan emasnya sebagai alt nvestasi menjadi media utang oleh Fed Reserve
5. Terseretnya perbankan dan lembaga-lembaga besar keuangan Amerika sebagai efek berantai sejak kredit macet subprime mortgage (dibutuhkan likuiditas dana kas yang besar sehingga memicu penarikan massal dana besar-besaran dari bursa Amerika termasuk dari negara-negara lain untuk menambal Wall Street)
6. Efek persiapan pemilu Amerika yang akan menentukan bentuk perekonomian seperti apa yang akan berlanjut demokrat ataukah republik, sehingga investor terlebih dahulu mengantisipasi “the worst case scenario” dalam pergerakan ekonomi Amerika dengan pergerakan ancang-ancang kabur dari bursa.
Sebagai salah satu negara maju dunia, Amerika Serikat jelas memiliki peranan yang cukup besar dalam dunia ekonomi politik internasional. Wall Street, pasar saham terbesar yang terdapat di Amerika pun adalah pasar saham terbesar di dunia. Dunia yang tanpa batas tempat kita berpijak saat ini, lebih seringnya kita sebut dengan istilah Globalisasi, membuat keterkaitan antara berbagai pihak menjadi sangat erat, terlebih dalam dunia ekonomi khususnya saham, sehingga, kepanikan-kepanikan yang terjadi satu wilayah khususnya di pasar saham akan dengan sangat cepat mempengaruhi pasar di wilayah lain. Inilah penyebab terjadinya krisis yang mengglobal.
Analisis Krisis Global 2008-2009
Untuk menganalisis lebih lanjut mengenai krisis global 2008-2009 ini, saya akan menggunakan perspektif ekonomi politik internasional yang strukturalis. Perspektif strukturalis ini melihat bahwa adanya sebuah struktur internasional yang belaku di dunia. Perspektif strukturalis ini sebenarnya sangat dekat dengan pendekatan Marxis yang banyak menggunakan sistem kelas.
Jika Marxis banyak mengkritik tatanan ekonomi dunia dengan kelas borjuis dan proletar, untuk strukturalis ini sendiri lebih mngedapankan ke pihak-pihak yang memiliki modal dan tidak memiliki modal. Karena adanya hubungan kelas antara pihak yang bermodal dan tidak bermodal ini pun kemudian menimbulkan adanya sebuah ketergantungan.
Perspektif strukturalis sebenarnya hampir mirip dengan World System Theory yang dikemukakan oleh Wallerstein. Jika dalam strukturalis telah dikatakan bahwa dunia ekonomi politik internasional ini telah memiliki strukturnya sendiri, maka Wallerstein pun juga mengatakan bahwa dunia ekonomi politik internasional ini telah memiliki sistem sendiri dimana pihak-pihak menempati kelasnya masing-masing dan menjalankan rutinitasnya satu sama lain yang pada akhirnya akan bermuara pada suatu ketergantungan.
Dalam perspektif strukturalis, dikatakan bahwa struktur ekonomi politik global dapat mempermudah negara-negara berkembang dalam perekonomiannya dengan cara membuatnya tergantung pada negara-negara inti kapitalis.
Dunia yang kita pijak saat ini adalah dunia dengan arus globalisasi yang sangat kuat di berbagai pihak. Dalam bidang ekonomi, globalisasi ekonomi terjadi dalam sistem ekonomi kapitalis yang secara terpaksa dimasyarakatkan pada negara-negara berkembang di dunia. Dalam bidang politik, globalisasi politik terjadi dalam sistem politik demokratis yang juga terpaksa dimasyarakatkan pada negara-negara berkembang di dunia.
Jika paham-paham baik dalam ekonomi maupun politik ini berhasil diadopsi oleh negara-negara berkembang yang sebenarnya belum siap atau bahkan tidak membutuhkan paham seperti ini, maka akan bermuara pada ketergantungan yang akan terjadi di kemudian hari apabila paham-paham tersebut berhasil diadopsi. Dari analisis ini, maka dapat saya simpulkan bahwa era globalisasi juga memegang peranan penting dalam ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara maju karena sebenarnya ketergantungan adalah salah satu semangat tersembunyi dari globalisasi.
Struktur dunia juga telah ditanamkan sejak dulu, sejak Bretton Woods dicetuskan di New Hampshire Juli 1944 lalu sebagai sebuah solusi untuk membangun kembali perekonomian dunia dan negara-negara yang berjatuhan pascaPerang Dunia II saat itu.
Bretton Woods saat itu lahir sebagai sebuah sistem yang mengatur perekonomian dunia agar berjalan tetap pada jalur dan diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan di setiap negara yang meratifikasinya. Sistem ini kemudian menyepakati sebuah sistem fixed exchanged rate dengan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai satu-satunya mata uang yang dapat dikonversikan ke emas. Mengingat Amerika Serikat lah yang memiliki cadangan emas terbesar dunia, yakni 2/3 dari emas dunia adalah kpemilikan Amerika Serikat. Selain itu, adanya juga peluang untuk mendominasi dunia yang dilihat Amerika Serikat jika cadangan emasnya berhasil digunakan sebgai alat tukar internasional. Namun, sistem ini semakin menemukan kelamahannya sendiri seiring dengan perjalanannya. Terjadinya inflasi memberi pengaruh besar bagi era fixed exchanged rate yang kemudian dikenal dengan Nixon Shock yang menentapkan berubahnya erat fixed exchanged rate menjadi floating exchanged rate dan sekaligus penanda berakhirnya sistem Bretton Woods.
Namun, terdapat struktur bentukan Bretton Woods System yang tidak runtuh seiring dengan runtuhnya sistem ini, yakni apa yang kemudian kita kenal dengan istilah Unholy Triangle, IMF, Bank Dunia, dan WTO.
Pada dasarnya, IMF adalah lembaga publik yang didanai oleh pembayar pajak dari seluruh dunia. Meski demikian, IMF “sekadar” bertanggung jawab kepada para menteri keuangan dan direktur bank sentral negara-negara anggotanya, bukan kepada rakyat pembayar pajak atau kepada masyarakat yang menjadi kelompok sasaran berbagai programnya.
“Kontrol” atas IMF dilakukan oleh perwakilan negara anggota lewat pengambilan suara yang rumit dengan bobot suara masing-masing negara ditentukan oleh kekuatan ekonominya. Tak heran bahwa negara-negara industri memiliki bobot suara terbesar dengan AS sebagai satu-satunya pemegang hak veto.
Antara IMF dan Bank Dunia terdapat pembagian kerja dan fungsi. Bank Dunia, umumnya, memberikan kredit jangka panjang kepada pemerintahan untuk mendanai proyek-proyek pembangunan dan infrastruktur, seperti jalan, pembangkit tenaga listrik, sekolah, bendungan, pelabuhan, jembatan. Sementara itu, IMF menentukan apakah sebuah negara layak menerima kredit. Negara penerima kredit harus melaksanakan “program penyesuaian struktural”, mencakup privatisasi dan penyunatan anggaran layanan masyarakat seperti kesehatan dan pendidikan.
Keruntuhan yang melanda Bretton Woods pada tahun 1970-an saat itu tidak diiringi dengan keruntuhan ‘Unholy Triangle’ ini karena masih sangat dibutuhkannya peranan ketiga badan ini untuk membantu dan mengatur skema/struktur perekonomian internasional. Saat itu memang ketiga badan ini masih menjalankan peranan dan fungsinya sebagaimana mestinya. Namun, yang terjadi di masa sekarang, ketiga badan ini hanya menimbulkan ketergantungan yang sangat besar antara negara berkembang dan negara maju.
Amerika sebagai salah satu aktor yang memiliki peranan besar baik dalam pembentukan struktur perekonomian dunia juga dalam pembentukan ‘Unholy Triangle’ tadi seperti induk dalam rumah tangga perekonomian dunia. Karena itu, jika ada yang tidak beres pada induk dalam struktur perekonomian tadi, maka secara perlahan tapi pasti akan member pegaruh juga pada anak-anak nya yang bergantung padanya.
Krisis global memang adalah suatu hal yang riskan terjadi dalam dunia ekonomi politik internasional jika dipandang dari perspektif strukturalis khususnya system dunia yang menyebabkan ketergantungan di berbagai pihak.
Solusi Krisis Ekonomi Global 2008-2009
Untuk solusi yang menurut saya sebaiknya dicanangkan dalam menanggulangi krisis global 2008-2009 ini, ada 3 poin yang akan saya tawarkan, antara lain:
1. Perwujudan Sistem Ekonomi Mandiri
Sistem Ekonomi Mandiri menurut saya adalah sebuah solusi yang baik uyntuk setiap negara di dunia ini. Kepercayaan diri akan potensi masing-masing adalah hal yang sangat penting sebelum perwujudan ekonomi mandiri ini. Perlu diingat, ekonomi mandiri yang saya tawarkan bukannya ekonomi mandiri yang kemudian bermuara pada tidak adanya interaksi internasional yang menghiasi dunia internasional. Interaksi harus ttap ada, namun kuantitasnya perlu dibatasi agar nantinya tidak bermuara pada sebuah fenomena ketergntungan lagi. Karena toh kita semua telah diberi rezki masing-masing dalam hidup ini.
2. Perkuat system regionalisasi ekonomi
Sistem Regionalissi ekonomi juga merupakan salah satu solusi yang saya tawarkan untuk penyelesaian krisis glbal 2008-2009 ini. Sistem Regionalisasi Ekonomi, jika terwujud menurut saya akan memberikan rasa keterikatan secara batin yang lebih besar ketimbang kerja sama dengan negra-negara yang tidak seregion. Rasa keterikatan yang lebih besar itu jelas timbul dari kesamaan budaya leluhur yang tidak jauh beda dari negara-negara yang terdiri dari satu region. Selain adanya kesamaan budaya leluhur, tentu tentang pemahaman, paradigm, dan pola pikir dalam melihat sebuah persoalan hampir sama. Hal ini kemudian saya percaya dapat meminimalisir terjadinya konflik internal. Selain itu, solusi system ekonomi region ini juga saya tawarkan dari semangat kerja sama dan gotong royong. Bahwa untuksuatu hal yang dihadapi secara bersama tentu akan lebih mudah teratasi dari pada sendiri-sendiri
Dari kedua poin solusi yang saya tawarkan di atas tentu tidaka akan berhasil jika tidak dibarengi dengan aktor-aktor ekonomi politik internasional yang memiliki mentalyang baik. Sebagus atau seideal apa pun sebuah system dibuat, jika tidak dilakukan oleh individu-individu yang baik secara pikiran dan hati, maka system tersebut tentu tidak akan berjalan denganbaik. Karena itu, hal paling utama yang perlu dipersiapkan adalah, sumberdaya manusia yang terlatih secara skill dan mental untuk menghadapi derasnya cobaan dalam dunia ekonomi politik internasional.

fakta ilmiah matahari akan terbit dari barat


 Kebenaran ajaran Islam terus-menerus dibuktikan oleh penemuan demi penemuan ilmu pengetahuan. 1.400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW sudah menyatakan dalam haditsnya bahwa kelak matahari akan terbit dari Barat sebagai bukti keagungan Allah SWT dan ciri-ciri kiamat sudah semakin dekat: ““Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).
Matahari terbit dari Barat akan terjadi selama satu hari saja, kemudian tertutuplah pintu taubat. Setelah itu, gerakan matahari pun akan kembali seperti sebelumnya terbit dari timur sampai terjadinya kiamat. Ini sesuai dan dibenarkan oleh peneliti NASA dalam artikelnya dibawah. Dari Ibn ‘Abbas, “Maka Ubai bin Ka’ab berkata: “Maka bagaimana jadinya matahari dan manusia setelah itu?” Rasulullah menjawab: “Matahari akan tetap menyinarkan cahayanya dan akan terbit sebagaimana terbit sebelumnya, dan orang-orang akan menghadapi (tugas-tugas) dunia mereka, apabila kuda seorang laki-laki melahirkan anaknya, maka ia tidak akan dapat menunggang kuda tersebut sampai terjadinya kiamat.” (Fathul Baari, Kitaburriqaq, Juz 11, Thulu’issyamsi Min Maghribiha).

Rabu, 26 Desember 2012

Bisakah Indonesia Swasembada Pangan?


Oleh : Jakob Siringoringo. Hingga triwulan pertama tahun ini, berita pangan yang terlihat dari keadaan petani masih menandakan ketahanan pangan rapuh. Indikasinya adalah negara agragris ini sampai kini tetap mengimpor beras dari negara tetangga, Vietnam. Mungkin tepat jika ada adagium yang berkata: beras tani Indonesia kini telah pindah ke Vietnam.
Adagium ini mengemukakan bahwa rasanya tidak percaya negara agraris sebesar ini, harus mengimpor beras yang nota bene profesi warga negaranya mayoritas adalah petani. Di mana sejatinya, petani (: pertanian) dapat disebut sebagai soko guru perekonomian bangsa yang mandiri.

Pemiskinan 

Pemiskinan petani secara terus-menerus masih terjadi. Realita yang terjadi demikian sehingga sampai saat ini. golongan petani selalu dicap miskin. Gagal panen, lahan tadah hujan sepi dari air, secara kondisi merupakan gangguan faktor alam, dan hal-hal yang menjadi faktor buatan manusia seperti hilangnya pupuk di pasaran, dll. Bahkan petani pun kini tenggelam dalam hutang sebelum panen padi yang diharapkan menutupi.

Ketahanan pangan menjadi persoalan serius harus dihadapi bangsa. Tapi apa daya, ketika Vietnam telah mengekspor berasnya ke mana-mana, Indonesia malah mengkonversi lahannya ke perkebunan. Suatu ironi yang berkembang hanya demi kepentingan pemodal dan kongkalikongnya. Nasib inilah yang membuat para petani kita harus gigit jari, mengencangkan ikat pinggangnya menahan lapar.

Ironi dan pertanyaan mahaaneh begini: mungkinkah negeri ini akan swasembada pangan, tanpa embel-embel impor? Ketawa cekikikan adalah jawabannya yang mengisyaratkan kekecewaan mendalam terhadap bangsa yang memegahkan diri di "luar" sebagai tanggung jawab pencitraan palsu. Sudah pasti pernyataan aneh seperti itu sangat di luar logika manusia yang dengan gamblang mengetahui kondisi negara ini dari pergerakan ekonominya yang menjadi profesi rakyatnya.

Kondisi global yang mengancam ketahanan pangan sebenarnya telah dimulai dengan panasnya api revolusi yang terjadi di daratan Timur Tengah. Tentu saja dampak kondisi global sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mengandalkan ekspor Crude Palm Oil (CPO). Artinya, jika kebutuhan CPO dunia terganggu sebagai akibat dari goncangan revolusi yang melanda bukan tidak mungkin Indonesia akan terkena depresi. Jika yang terjadi demikian, tentu saja nilai rupiah akan tidak berarti apa-apa di mata dunia internasional yang melambungkan harga-harga bahan pokok melambung.

Pengaruh nyatanya tidak lain tidak bukan, rakyat lemah menjadi korban. Petani miskin akan terjepit tidak bisa lagi menyekolahkan anaknya, kebutuhan pangan sehari-hari juga akan terancam. Makan tak makan menjadi seleksi yang harus dihadapi. Sebab negara telah menimpakan persoalan mahagetir yang tidak bisa dijawab oleh petani dengan kondisi terjepit, bagaimanapun caranya. Artinya, rakyat akan semakin tertindas, meninggal dalam himpitan "perut ibu" sendiri.

Beberapa bukti di lapangan yang menandakan kondisi pertanian kita lemah, misalnya gagal panen akibat perubahan iklim yang ekstrem (Kompas, 19/2/2011), laju konversi lahan yang mempersulit peningkatan produksi pangan (ibid, 1/3/2011), dan areal sawah yang menyusut. Gagal panen yang terjadi akibat cuaca yang kurang bersahabat, merupakan celaka besar yang sangat memukul para petani dari asa mereka. Walaupun begitu, setidaknya petani sejatinya mendapat ganti rugi dari pemerintah.

Kemudian laju konversi lahan. Hal ini adalah masalah yang menuntut titik kemanusiaan harus memiliki logika berpikir penuh pertimbangan. Jika tidak, maka komoditi menjadi satu-satunya jalan melanggengkan konversi ini berjalan terus tanpa kontrol. Padahal, konversi lahan upayanya ialah agar lahan persawahan dinomorsekiankan, mengutamakan perkebunan yang pokoknya menghasilkan untung sebesar-besarnya dalam golongan berat. Tapi mengabaikan hak petani secara umum. Artinya, dampak dari konversi lahan ini, terutama terjadi perampasan hak atas tanah rakyat secara semena-mena. Padahal, tanah adalah modal utama dalam kerja-kerja pertanian. Tanpa tanah, rakyat hanya bisa mengemis. Artinya, hakikat tanah untuk petani merupakan isyarat mutlak yang telah mendarahdaging.

Selanjutnya, penyusutan terhadap tanah yang lagi-lagi menjadi soal pokok dalam masalah pangan. Pendirian bangunan atau gedung-gedung baru yang memakan lahan untuk pembangunan hutan-hutan beton, jelas berdampak sekali terhadap kehidupan petani. Jika lahan sudah susut, sementara jumlah penduduk pun semakin bertambah, apalagi modal hidup petani? Tanah pertanian di ladang atau sawah seolah hilang ditelan kekuatan yang mustahil dilawan petani yang nota bene hidupnya serba kekuarangan.

Sementara itu, langkah-langkah dalam mengatasi hal ini pun tidak pernah terbit secara serius. Reforma agraria sejati yang diharapkan bersama tidak pernah terealisasi. Dengan mengacu pada undang-undang pokok agraria no. 5 tahun 1960 seharusnya petani dimenangkan dalam kesejahteraan sosialnya. Ketahanan pangan negara ini kini malah berada diambang garis was-was. 

Untung sistem ekonomi negara masih dapat stabil sehingga tidak terlalu terasa dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Sebab dengan kondisi yang sekarang, kita sudah mengimpor beras dari negara kecil yang tidak ada ukuran itu dibandingkan dengan pulau-pulau besar negara ini. 

Vietnam sebagai Teladan

Persoalannya, tidakkah Vietnam dikatakan berhasil swasembada pangan dalam negeri hingga mampu mengekspor beras dalam takaran yang besar? Artinya, Vietnam telah membuktikan bahwa dengan swasembada beras, mereka mampu bangkit dari keterpurukan yang melanda dan seolah-olah tidak ada apa-apanya di Asean apalagi di mata internasional. Hal ini patut menjadi acuan. 

Mungkin undang-undang mereka tidak tertulis indah dan pro-rakyat sebagaimana undang-undang yang kita miliki, UU PA no.5 1960. Namun, keberhasilan ini secara sederhana dan belum ilmiah dapat disimpulkan bahwa ada kepedulian pemerintahnya terhadap petani. Tentu saja dengan pikiran sederhana dan sepele itu, mereka kini tengah 

mengalami kemajuan yang memerdekakan rakyatnya terlebih dahulu secara merata.

Itulah bagaimana jika kita mengevaluasi bahwa negara ini tidak perlu berkaca dari negara-negara semaju apa pun jika perbuatannya nihil. 

Tidak ada artinya memasukkan dunia teknologi serba canggih jika tidak ada yang mengartikannya sebagai kebutuhan esensial. 

Rakyat hari ini membutuhkan jawaban konkret atas pahitnya tantangan hidup yang dihadapi dalam kondisi yang tidak sehat ini. 

Petani tidak memerlukan perundang-undangan baru, misalnya, yang jelas-jelas tidak memberikan jalan keluar bagi persoalan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Oleh karena itu, ketahanan pangan masih menjadi polemik.  Padahal sejatinya bukanlah persoalan serius.  Barangkali kesan ini menandakan betapa bodoh dan tololnya Indonesia dilihat dari dunia luar. 

Betapa tidak, negara agraria sebesar ini dengan santai dan bangga mempromosikan negaranya pada dunia bahwa ia kekurangan stok pangan. Lalu harus mengimpor. 

Nyata sekali kegagalan di mana di dalam mengelola hal ini saja belum berhasil.  Namun, membangga-banggakan CPO ekspor. Inilah ironi yang beterbalikan.  Tidak mendasar, justru mengambang tanpa kalkulasi.  Sekali lagi, persoalannya adalah negara sedang tidak swasembada pangan. 

Lalu apa masalahnya? Seharusnya tanggung jawab ini, penuh kesadaran harusnya dijawab dengan luas dan tegas oleh pemerintah. 

Nah, jika menelisik pada permasalahan ketidakswasembadaan ini sudah saatnya pemerintah kita yang adil dan bijaksana memikirkan tindakan realistis yang berdasar pada kebutuhan pokok negara dan rakyat. 

Konversi lahan pertanian menjadi perkebunan seyogianya betul-betul mendapat pertimbangan matang. 

Kemudian penyerobotan terhadap tanah-tanah rakyat harus segera diselesaikan.  Sekarang ini banyak sengketa tanah di mana-mana antara petani terhadap pengusaha/penguasa. 

Penyelesaian kasus-kasus tanah sesegera mungkin telah merupakan bagian dari tujuan menswasembadakan pangan naional. 

Lagi pula, petani tidaklah kelompok yang merugikan bagi negara, tetapi sebaliknya sangat berkontribusi terhadap perekonomian bangsa, andai pintu agraria sejati dibuka selebar-lebarnya.

Untuk itu, Undang-Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960 agar segera direalisasikan. 

Dengan demikian, negara ini tidak lagi malah mengimpor beras.  Sehingga kita tidak mengulangi pertanyaan konyol dan tak masuk akal di atas. Semoga.!***

Senin, 24 Desember 2012

perbedaan suku bunga bang indonesia dengan BI rate


Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihanuang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.

Metode perhitungan

Dalam penelitian, tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah dalam periode bulanan. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut:
Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian selama 1 bulan dibagi dengan jumlah periode waktu selama 1 bulan.
Catatan: Bank Indonesia (BI) telah menghentikan penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor kurang dari 9 bulan, per Februari 2011.

perbedaan suku bunga bang indonesia dengan BI rate


Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihanuang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.

Rabu, 12 Desember 2012

lirik lagu Maher Zain, Open Your Eyes


Look around yourselvesCan’t you see this wonderSpreaded infront of youThe clouds floating byThe skies are clear and bluePlanets in the orbitsThe moon and the sunSuch perfect harmony
Let’s start question in ourselvesIsn’t this proof enough for us
Or are we so blindTo push it all aside..No..
We just have toOpen our eyes, our hearts, and mindsIf we just look bright to see the signsWe can’t keep hiding from the truthLet it take us by surpriseTake us in the best way(Allah..)Guide us every single day..(Allah..)Keep us close to YouUntil the end of time..
Look inside yourselvesSuch a perfect orderHiding in yourselvesRunning in your veinsWhat about anger love and painAnd all the things you’re feelingCan you touch them with your hand?So are they really there?
Lets start question in ourselvesIsn’t this proof enough for us?Or are we so blindTo push it all aside..?No..
We just have toOpen our eyes, our hearts, and mindsIf we just look bright to see the signsWe can’t keep hiding from the truthLet it take us by surpriseTake us in the best way(Allah..)Guide us every single day..(Allah..)Keep us close to YouUntil the end of time..
When a baby’s bornSo helpless and weakAnd you’re watching him growing..So why denyWhats in front of your eyesThe biggest miracle of life..
We just have toOpen our eyes, our hearts, and mindsIf we just look quiet we’ll see the signsWe can’t keep hiding from the truthLet it take us by surpriseTake us in the best way(Allah..)Guide us every single day..(Allah..)Keep us close to YouUntil the end of time..
Open your eyes and hearts and mindsIf you just look bright to see the signsWe can’t keep hiding from the truthLet it take us by surpriseTake us in the best way(Allah..)Guide us every single day..(Allah..)Keep us close to YouUntil the end of time..
Allah..You created everythingWe belong to YouYa Robb we raise our handsForever we thank You..Alhamdulillah..



lirik lagu Maher Zain, Open Your Eyes